Puspa
_________________________________
_________________________________
empat-Cerpen~JOKE
'empat-Cerpen~JOKE' ini merupakan kumpulan cerpen karya dua pelajar SMA~Pribadi-2--Tangerang yang telah menjadi milik teater-TEMA-Gunadarma karena telah diikutsertakan dalam lomba 'JOKE-competition' se-JABODETABEK di Universitas Gunadarma -- Maret-2009. Di antara keempat karya ini ada yang berhasil meraih JUARA-I, yaitu; 'Yang Imut cuma Satu' -- karya; Mayasari.
POCONG
oleh; Mayasari
Ketika Abut hendak pulang dari rumah temannya di kampung Bebegig yaitu Begenk sekitar pukul 22.30 dan pada saat dalam perjalanan Abut tidak sengaja melihat sebuah penampakan yang sangat misterius yaitu sebuah ‘POCONG’. Ketika Abut sampai rumahnya Abut sangat terkejut karena pocong yang dilihatnya tadi mengikutinya sampai rumahnya. Dan rasa sangat ketakutan Abut memberanikan diri dengan bertanya kepada si pocong; “Eh Cong, kenapa kamu ngikutin aku?”
Tapi anehnya si pocong menjawab pertanyaan dari Abut; ”Gini, masalahnya aku lupa di mana tempat dikuburnya aku, yaaa?”
Tangerang, 27 Februari 2009
Kencang-Kencang.….
Pelan-Pelan………….
Sedang-Sedang………
oleh; Riri Aulan
“Ya nggak dooonk!!! masa dimarahin???”, jawab Amir heran.
“Berarti warga di rumah kamu aneh-aneh ya Mir!!! Termasuk kamu“, kata Udin.
’Pelan-Pelaaaaa….n’………….…
‘Sedang-Sedaaaaa…..ng’………..
Dimana-mana suara adzan itu ’Allah…..hu Akbar-Allaaaaaah…..hu Akbar’…..
Begituuuuuuu……...”
Tangerang, 27 Februari 2009
RIRI AULAN ~ XI-IPA
Yang Imut Cuma Satu
oleh; Mayasari
Di sebuah sekolah yang cukup terkenal yang bernama SMA ‘BUMI-KITA’ ada seorang anak atau siswa yang sangat bandel (tidak suka mematuhi peraturan sekolah ) yaitu IWAN. Iwan itu sosok orang yang humoris (lucu), tapi kalau Iwan udach marah ich amit-amit cabang bait dech mukanya nyeremin banget……….
TENG……………TENG…… bunyi bel masuk berbunyi.
Pada saat pelajaran Ibu Atun yaitu guru MATEMATIKA -- yang kebanyakan tidak disukai banyak siswa, di pojok kelas terdengar suara ‘BRAAAK….!!!’. Ternyata bunyi gebrakan meja -- karna salah satu siswa ada yang tidak mendengarkan pelajaran.
“Heiiiiii………., kenapa kamu tidak menyimak pelajaran yang ibu berikan?“, tanya ibu guru.
“Occcch itu buuuuuu………buat apa????”, tanya Iwan dengan tenang.
“Ech nich anak ditanya ko ngeyel, nama kamu siapa???”, tanya ibu Atun dengan kesal.
“Occh…………nama saya IWAN, ingat ya buuu.... jangan sampai lupa – ’IWAN’. IWAN itu singkatan dari I =IMUT, One=SATU. Jadi yang imut Cuma satu, yaitu ’IWAN’......”, kata Iwan.
”Ya udach sekarang kamu kerjakan soal no. 5 itu”, perintah Ibu Atun.
”Ga mau buuuu!!! Soalnya engga mau sombong”, jawab Iwan.
”Maksud kamu apa Iwan?”, tanya ibu guru.
”Aduuuuu....ch ibu belum tau yach, kalau kita bisa ngerjain soal ini, kita jadi pintar... dan orang pintar bisa jadi sukses..... dan sukses bisa jadi kaya....dan kaya bisa jadi apa buuuuu?”, tanya Iwan dengan nada ragu-ragu.
Ibu Atun menjawab; ”SOMBONG”.
”Naaa....h, mangkanya sekarang kita engga usah belajar supaya kita engga jadi orang sombong”.
Tangerang, 27 Februari 2009
MAYASARI ~ XI-IPA
SMA~PRIBADI-2.TANGERANG
Tejo sang Pembunuh
oleh; Riri Aulan
Tejo adalah seorang lelaki yang bertubuh kuat dan kekar. Di seluruh tubuhnya dipenuhi oleh tattoo. Tampangnya yang sangar dan bengis membuat semua orang takut melihatnya.
Suatu hari Tejo pergi ke kantor polisi.....
”Selamat siang Pak...!!!”, sapa Tejo kepada Pak Polisi.
”Siang...!!! Ada yang bisa saya bantu???”, tanya Pak Polisi curiga.
”Ada yang ingin saya tanyakan kepada Bapak!”, ujar Tejo.
”Mengenai apa Pak...?”, tanya Pak Polisi.
”Mengenai pembunuhan Pak!”, jawab Tejo.
”PEMBUNUHAN..........???”, tanya Pak Polisi terkejut.
”Ya Pak.........Pembunuhan.....!! Berapa lama hukuman penjara bagi orang yang sering membunuh Pak...???”, tanya Tejo.
”Tergantung dari bagaimana cara ia membunuh, dan bisa juga dilihat dari motif pembunuhannya....!!!”, jawab Pak Polisi.
”Maksimal berapa lama Pak hukuman penjaranya...???”, tanya Tejo kembali.
”Seumur hidup...!!! Bahkan hukuman mati...!!!”, jawab Pak Polisi.
Sejenak Tejo diam..............................
”Memang ada apa Pak? Apakah Bapak terlibat dalam kasus pembunuhan?”, tanya Pak Polisi agak curiga.
Lagi-lagi Tejo hanya bisa diam..................................
”Apakah Bapak terlibat dalam kasus pembunuhan............????”, tanya Pak Polisi semakin curiga.
Akhirnya Tejo menjawab dengan wajah gugup..............; ”Berapa lama hukuman penjara bagi saya yang telah membunuh ribuan ’nyamuk’ dan ratusan ’semut’ Pak...........................?!?”
Tangerang, 27 Februari 2009
RIRI AULAN ~ XI-IPA
SMA~PRIBADI-2.TANGERANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar